Minggu, 12 Desember 2010

Ramainya CPNS

Pagi ini, walaupun hari minggu,namun lalu lintas terlihat padat. Di beberapa daerah ternyata sedang dilangsungkan tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil. Beberapa teman mengirim pesan ke saya meminta doa agar sukses menjalani ujian dan bisa diterima sebagai PNS.

Mengapa di setiap seleksi CPNS dilaksanakan peserta yang mendaftar amat sangat mebludak??bahkan ada yang sampai koefisien pembandingnya 20:1 yang berarti 1 kursi PNS diperebutkan oleh 20 orang. Attractive apakah yang dimiliki PNS sehingga semua orang berebut mendapatkannya??bahkan ada teman yang rela resign dari pekerjaan yang dilakoninya sekarang demi mengejar cita-citanya menjadi PNS.

Memang di Indonesia status sebagai pegawai swasta masih kalah jauh gengsinya dibandingkan dengan PNS. Orang tua akan merasa sangat bangga apabila anaknya menjadi pejabat di suatu departemen pemerintahan. Apakah salah??


Tapi 20:1??apakah itu tidak terlalu over capacity??pemerintah seharusnya menaruh perhatian pada hal ini.
Persaingan yang sebegitu ketat menunjukkan bahwa lapangan kerja yang tersedia di negara ini masih sangat sedikit. Orang berbondong2 masuk menjadi PNS karena yang kebanyakan kita tahu, ya cuma itu peluang kerja paling banyak tersedia. Kemudian masalah kesejahteraan, teman saya mengatakan enaknya jadi PNS adalah karena masa depan yang terjamin, adanya tunjangan kesehatan, rumah tangga, dll, dan yang paling penting adanya dana pensiun. Ini membuat banyak orang memilih menjadi PNS ketimbang pegawai swasta yang bila dilihat dalam jangka panjang lebih “tidak jelas” masa depannya.

Apabila dilihat secara makro, terlihat keengganan para pelaku usaha besar untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Mereka tidak salah, karena pemerintah tidak bisa menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga pengusaha besar enggan berinvestasi dalam jangka waktu yang lama, paling lama mungkin hanya 5 tahun. Sehingga mereka berusaha mencari untuk sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat dan berakibat pada kesejahteraan karyawan yang terabaikan.

Selain itu, iklim untuk berwirausaha juga tidak kondusif disini. Birokrasi yang sulit, urusan perijinan, dan sebagainya, membuat para pencari kerja juga hanya berorientasi untuk menjadi karyawan saja, main aman kalo meminjam istilah para enterpreneur.

Beberapa negara maju membuktikan bahwa mereka bisa kuat karena prosentase pengusaha penduduknya besar. Tentu saja ini didukung dengan iklim usaha yang baik, dan salah satunya dikarenakan stabilnya pemerintahan.

Semoga pemerintah segera sadar dan berhenti meributkan sesuatu yang “urgen tapi tidak penting”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar