Mencoba bermain-main dengan bahasa
Bahasa, apa sih artinya?sesuatu yang diucapkan
sehari-hari?bukankah itu namanya kata-kata?menurut Wikipedia bahasa
adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk
memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks, atau kepada sebuah instansi spesifik dari sebuah sistem
komunikasi yang kompleks
Tapi sudahlah, bukan itu yang ingin saya bahas
karena saya bukan ahli bahasa. Saya orang teknik, jadi kalau ada yang
kurang pas, mohon dimaklumi, hehehe. Oke, saya bukan sedang ingin sok
pintar dengan bahasa, saya hanya pingin menuliskan yang tadi tiba-tiba
saja terpikir di kepala saya. Saya sedang membaca sebuah poster
berbahasa Inggris saat pikiran ini muncul.
“The Dark Knight”
Itu bunyinya, yang kalau di Indonesia-kan dari
sepengetahuan saya berarti Sang Kesatria Kegelapan.
Apa yang membuat saya tertarik?
The Dark Knight (1), Sang Kesatria
Kegelapan(2).
Saat melafalkan kata pertama, walaupun
tulisannya susah dibaca buat orang yang tidak paham bahasa Inggris, tapi
masing-masing tersebut hanya diucapkan dalam satusuku kata, The-Dark-Knight. Dalam bentuk yang sudah di
terjemahkan, saya butuh sembilan sukukata untuk mengucapkan
Sang-ke-sa-tri-a-ke-ge-la-pan.
Benar, sembilan kali. Berarti, dalam arti kata
yang sama, orang Indonesia 3x lebih boros dibandingkan dengan orang
Inggris. Saya pun mencoba mencari-cari kata lain dalam bahasa Inggris,
dan saya coba transfer ke bahasa Indonesia. Dan hasil iseng iseng saya
menyimpulkan bahwa kata-kata dalam bahasa Inggris lebih irit dalam
pengguanaan dibanding Indonesia. Terutama dalam hal suku kata, dan lebih
spesifik lagi pada kata-kata kerja. Dimulai dari “kerja “ itu sendiri,
perbandingan sukukatanya adalah 2:1 dibandingkan “work”. Lalu:
Swing : Berenang, 1:3
Dig : menggali, 1:3
Call : panggil, 1:2
Bring : bawa, 1:2
Go : Pergi, 1:2
Make : membuat, 1:3
Drive : menyetir, 1:3
(Silakan yang mau nambahin…)
Ya, kata kerja versi Indonesia lebih boros
dalah hal waktu pengucapan. Saya sih iseng-iseng juga mengait-kaitkan
hal ini dengan karakter kedua Negara dan menebak-nebak kenapa Indonesia
kalah jauh dari Inggris.
1). Hmm, mungkin orang Indonesia hobi boros
kali ya?buat berkata aja udah boros waktu dan boros huruf, maka jangan
heran kalo orang Indonesia hobi memboroskan anggaran, kurang menghargai
waktu, konsumtif, dan banyak hal lain yang berkaitan dengan boros.
2). Kata kerja versi Inggris lebih singkat,
mungkin artinya kerja cepat, tepat, dan efisien, lain dengan prinsip di
Indonesia: “Kalau bisa dibikin sulit, kenapa dipermudah?”
3). Dari kata-kata yang lugas, orang Inggris
lebih to the point kali ya?lain dengan orang Indonesia yang suka
bertele-tele, berputar-putar, berbasa-basi, namun akhirnya tujuan awal
malah nggak tersampaikan.
4). Kata yang terdiri dari huruf-huruf sulit,
tapi penguapannya mudah dan singkat. Mungkin orang Inggris selalu teliti
dalam perencanaan, banyak hal rumit yang dipertimbangkan, namun dalam
prakteknya tetap harus simpel dan sederhana. Berorientasi pada praktek,
serumit apapun teorinya, prakteknya harus mudah dan bisa dimengerti
semua orang dalam usia dan level pendidikan apapun.
Baru empat itu yang saya temukan, ada yang bisa
menambahkan lagi?
Eh sebelum ditutup, saya juga tergelitik lagi
saat ingat ungkapan
“I cut my finger” yang diucapkan orang Inggris jika jarinya teriris pisau. Kalau versi Indonesia itu artinya “Jariku teriris”.
“I cut my finger” yang diucapkan orang Inggris jika jarinya teriris pisau. Kalau versi Indonesia itu artinya “Jariku teriris”.
Kali ini bukan kosakata yang saya perhatikan,
namun soal subyek dalah kalimat tersebut. Versi Inggris, subjeknya
adalah “I”, saya. Berarti saya sendiri yang bertanggung jawab
kenapa jari saya bisa teriris, itu murni kesalahan saya. Yang memegang
pisau saya, yang menggerakkan pisau juga saya, jadi kalau ada apa-apa
dengan jari saya, berati itu kesalahan saya dan saya yang mengambil
tanggung jawab atasnya.
Versi Indonesia? Subjeknya tidak jelas siapa,
atau mungkin subjeknya “jariku”?berarti yang salah siapa?si jari atau
pisau?atau pemegang pisau?
Yang terkena dampak irisan?si jari, si pisau
atau si pemegang pisau?
Naah, kalau dari sini yang saya lihat adalah,
orang Inggris lebih berani mengambil tanggung jawab atas perbuatannya.
Benar atau salah.
Berarti bahasa menunjukkan karakter
penggunanya?benarkah?coba deh besok-besok tak belajar bahasa lain, siapa
tau dapet inspirasi lagi.
Bukan maksud membanding-bandingkan
Indonesia:Inggris, bukan pula bermaksud menjelek-jelekkan bangsa
sendiri, sekali lagi hanya keisengan yang tidak disengaja yang membawa
saya pada pemikiran seperti itu.
Apapun, saya tetap cinta Indonesia. Ingat,
cinta Indonesianya, bukan pemerintahannya, bukan birokrasinya, bukan
utangnya, bukan masalah-masalahnya, bukan konflik-konfliknya, bukan
pilkada-pilkadanya, bukan partai-partainya.
Yang saya cinta Indonesianya.
:p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar