Sabtu, 21 April 2012

Mengapa Indonesia Merana, Inggris Berjaya...

Mencoba bermain-main dengan bahasa

Bahasa, apa sih artinya?sesuatu yang diucapkan sehari-hari?bukankah itu namanya kata-kata?menurut Wikipedia bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau kepada sebuah instansi spesifik dari sebuah sistem komunikasi yang kompleks

Tapi sudahlah, bukan itu yang ingin saya bahas karena saya bukan ahli bahasa. Saya orang teknik, jadi kalau ada yang kurang pas, mohon dimaklumi, hehehe. Oke, saya bukan sedang ingin sok pintar dengan bahasa, saya hanya pingin menuliskan yang tadi tiba-tiba saja terpikir di kepala saya. Saya sedang membaca sebuah poster berbahasa Inggris saat pikiran ini muncul.

“The Dark Knight”

Itu bunyinya, yang kalau di Indonesia-kan dari sepengetahuan saya berarti Sang Kesatria Kegelapan.
Apa yang membuat saya tertarik?

The Dark Knight (1), Sang Kesatria Kegelapan(2).
Saat melafalkan kata pertama, walaupun tulisannya susah dibaca buat orang yang tidak paham bahasa Inggris, tapi masing-masing tersebut hanya diucapkan dalam satusuku kata, The-Dark-Knight. Dalam bentuk yang sudah di terjemahkan, saya butuh sembilan sukukata untuk mengucapkan
Sang-ke-sa-tri-a-ke-ge-la-pan.

Benar, sembilan kali. Berarti, dalam arti kata yang sama, orang Indonesia 3x lebih boros dibandingkan dengan orang Inggris. Saya pun mencoba mencari-cari kata lain dalam bahasa Inggris, dan saya coba transfer ke bahasa Indonesia. Dan hasil iseng iseng saya menyimpulkan bahwa kata-kata dalam bahasa Inggris lebih irit dalam pengguanaan dibanding Indonesia. Terutama dalam hal suku kata, dan lebih spesifik lagi pada kata-kata kerja. Dimulai dari “kerja “ itu sendiri, perbandingan sukukatanya adalah 2:1 dibandingkan “work”. Lalu:

Swing : Berenang, 1:3
Dig : menggali, 1:3
Call : panggil, 1:2
Bring : bawa, 1:2
Go : Pergi, 1:2
Make : membuat, 1:3
Drive : menyetir, 1:3
(Silakan yang mau nambahin…)

Ya, kata kerja versi Indonesia lebih boros dalah hal waktu pengucapan. Saya sih iseng-iseng juga mengait-kaitkan hal ini dengan karakter kedua Negara dan menebak-nebak kenapa Indonesia kalah jauh dari Inggris.

1). Hmm, mungkin orang Indonesia hobi boros kali ya?buat berkata aja udah boros waktu dan boros huruf, maka jangan heran kalo orang Indonesia hobi memboroskan anggaran, kurang menghargai waktu, konsumtif, dan banyak hal lain yang berkaitan dengan boros.
2). Kata kerja versi Inggris lebih singkat, mungkin artinya kerja cepat, tepat, dan efisien, lain dengan prinsip di Indonesia: “Kalau bisa dibikin sulit, kenapa dipermudah?”
3). Dari kata-kata yang lugas, orang Inggris lebih to the point kali ya?lain dengan orang Indonesia yang suka bertele-tele, berputar-putar, berbasa-basi, namun akhirnya tujuan awal malah nggak tersampaikan.
4). Kata yang terdiri dari huruf-huruf sulit, tapi penguapannya mudah dan singkat. Mungkin orang Inggris selalu teliti dalam perencanaan, banyak hal rumit yang dipertimbangkan, namun dalam prakteknya tetap harus simpel dan sederhana. Berorientasi pada praktek, serumit apapun teorinya, prakteknya harus mudah dan bisa dimengerti semua orang dalam usia dan level pendidikan apapun.
Baru empat itu yang saya temukan, ada yang bisa menambahkan lagi?

Eh sebelum ditutup, saya juga tergelitik lagi saat ingat ungkapan
I cut my finger” yang diucapkan orang Inggris jika jarinya teriris pisau. Kalau versi Indonesia itu artinya “Jariku teriris”.

Kali ini bukan kosakata yang saya perhatikan, namun soal subyek dalah kalimat tersebut. Versi Inggris, subjeknya adalah “I”, saya. Berarti saya sendiri yang bertanggung jawab kenapa jari saya bisa teriris, itu murni kesalahan saya. Yang memegang pisau saya, yang menggerakkan pisau juga saya, jadi kalau ada apa-apa dengan jari saya, berati itu kesalahan saya dan saya yang mengambil tanggung jawab atasnya.
Versi Indonesia? Subjeknya tidak jelas siapa, atau mungkin subjeknya “jariku”?berarti yang salah siapa?si jari atau pisau?atau pemegang pisau?

Yang terkena dampak irisan?si jari, si pisau atau si pemegang pisau?
Naah, kalau dari sini yang saya lihat adalah, orang Inggris lebih berani mengambil tanggung jawab atas perbuatannya. Benar atau salah.

Berarti bahasa menunjukkan karakter penggunanya?benarkah?coba deh besok-besok tak belajar bahasa lain, siapa tau dapet inspirasi lagi.

Bukan maksud membanding-bandingkan Indonesia:Inggris, bukan pula bermaksud menjelek-jelekkan bangsa sendiri, sekali lagi hanya keisengan yang tidak disengaja yang membawa saya pada pemikiran seperti itu.


Apapun, saya tetap cinta Indonesia. Ingat, cinta Indonesianya, bukan pemerintahannya, bukan birokrasinya, bukan utangnya, bukan masalah-masalahnya, bukan konflik-konfliknya, bukan pilkada-pilkadanya, bukan partai-partainya.

Yang saya cinta Indonesianya.
:p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar