"Besok
kamu yang mewakili orang-orang kantor ke Medan ya"
Begitu kata
Pak Bowo, bagian umum di kantor saya. Yup, beruntung sekali karena
banyak yang sibuk, entah acara keluarga, entah sibuk lembur kerjaan,
jatah kondangan ke Medan tidak ada yang mengambil. Dan akhirnya kami
berempat-lah yang ditugaskan kesana. Lumayan laah sekali-sekali
jalan-jalan keluar kota.
______
21:40 setelah kurang lebih dua jam terbang
dalam kegelapan, perlahan kerlap-kerlip lampu mulai nampak di bawah
sana. Kota Medan menyambut kami dengan meriah. Namun, yang saya rasakan
justru degupan jantung yang semakin cepat. Inilah utnuk pertama kalinya
saya mendarat di Polonia, bandara yang terletak di pusat kota Medan.
Saya takut jika pesawat meleset saat mendarat. Tapi alhamdulillah, saya
masih diberi kesempatan untuk menceritakan pengelaman saya kali ini.
Sebuah SUV
sudah menunggu kami, tanpa jeda kami harus segera berangkat ke Parapat
malam ini. Kira-kira masih 4 jam jauhnya dari Medan. Dan pak sopir
memperkenalkan dirinya hanya sebagai orang Flores tanpa menyebut nama.
"Pelan-pelan
aja Pak bawa-nya, biar bisa sambil istirahat di mobil"
Begitu kata
Bang Tagor yang menjemput kami di Bandara.
SUV melaju, perasaan saya sih
ke arah barat. Beberapa menit berjalan, Pak Flores mulai berlagak jadi
guide. Yup, bercerita tentang pendeknya jarak antar perempatan di Medan,
Medan yang sudah mulai macet, orang-orang Medan yang keras kepala
-terbukti banyak yang saya lihat nggak pake helm :D-, apapun dia
ceritakan sampai tak terasa papan nama yang tertera di sepanjang jalan
bukan lagi bertuliskan "Medan" berganti menjadi "Deliserdang". Kepadatan
kota mulai berkurang, dan kecepatan mobil semakin bertambah.
____________
Gelap makin
merapat, lampu-lampu perlahan mulai berganti dengan deretan pohon sawit
dan suara serangga. Jalan yang semula muat untuk 4 mobil, kini menyempit
hanya untuk 2 mobil, namun Pak Flores tetap memacu mobil dengan
kecepatan yang tidak diturunkan semenjak tadi.
Dan inilah awal mula
petualangan itu.......
Di tengah gelap malam dan jalan sempit yang
berliku, Pak Flores dengan sangat percaya diri mengemudikan SUV kami.
Feeling saya mengatakan kalau dia benar-benar sudah hafal jalan ini.
Tanpa adanya lampu penerang jalan -hanya lampu mobil- dikombinasi dengan
jalan yang sempit berkelok, dengan resiko berpapasan dengan mobil di
depan, Pak Flores terus memacu SUV sampai batas maksimal. Tanpa
menginjak rem. Ya, kami berempat diajak berkendara dengan sensasi reli
kelas dunia.
Goyang kanan, goyang kiri, lajur kanan, lajur kiri, terkadang
overtaking, sering pula off dari aspal. Benar-benar mantap!!! tak ada
rasa takut dari wajahnya, hanya kepercayaan diri. Akhirnya saya paham
mengapa pengemudi-pengemudi Medan menguasai jalanan Jakarta -terutama
metromini-, malam ini saya ditunjukkan buktinya. Tiba-tiba saya
terngiang kata-kata Bang Tagor di bandara tadi "Bawa mobilnya
pelan-pelan yah".
Yang begini dikata pelan?hahahaha
Setelah
hampir 4 jam menyusuri (mungkin) hutan -tak terlihat karena gelap, namun
samar terlihat hutan pohon-pohon dan tebing-, pukul 2:00 am kami tiba
di Parapat. Tanpaa Ba bi bu lagi kami langsung menuju resort yang sudah
disiapkan dan langsung tidur pulas.
______________________
5:00 am
Toba View dari Resort
Saya
terbangun, walaupun badan masih shock gara-gara reli semalam, namun saya
paksakan untuk melangkah keluar. Kapan lagi liat sunrise di Toba?
sehabis sholat subuh, saya dan seorang teman mendekati tepi danau toba,
bercengkerama dengan tamu-tamu resort yang lain sambil menantikan
sunrise.
Samosir-Parapat-Pematang
siantar-Tebingtinggi-Deliserda
Toba sunrise
Setelah puas menikmati tepian toba,
merasakan dinginnya air, menghirup udara segar Toba, sedikit berkeliling
ke perkampungan, kami kembali ke Resort untuk sarapan. Ternyata Pak
Jaka sudah menunggu di Lounge, dan beliau sudah menyiapkan kapal untuk
menyeberang ke SAmosir untuk rombongan dari Medan dan dari Jakarta. Oke,
mendengar kabar tersebut, sarapan jadi tambah semangat. Ditemani
segelas kopi Sumut yang harum, terbayang sudah Pulau Samosir yang sedari
kecil hanya pernah saya kunjungi lewat permainan Monopoli.
Toba dari kapal
Pagi itu angin bertiup lumayan kencang,
perjalanan mengarungi Toba terasa lebih menantang. Berkali-kali ombak
menerjang perahu dan cukup membuat kami terguncang keras. Saya sengaja
memilih duduk di dek depan kapal agar menikmati hembusan angin dan
cipratan air TOba.
Tugu Batak
Hampir sejam kami bergoyang-goyang
dihempas ombak Toba. Rute penyeberangan dibuat agak memutar agar kami
dapat menikmati pegunungan serta tebing-tebing indah yang mengelilingi
Toba. Seperti apa keindahannya?wah, keindahan yang tak akan terwakili
oleh kata-kata dan jepretan kamera. Datang sendiri ke sini, ke Parapat.
Perlahan, kapal mulai memasuki Pelabuhan
wisata Tomok. Pelabuhan wisata tomok terletak agak jauh dari pelabuhan
komersial dan langsung terhubung ke pasar, mungkin namanya Pasar
Samosir, karena tak ada papan nama terpampang disitu.
Menjejakkan kaki di Samosir, saya
disambut oleh tugu Batak, dan karena Tugu inilah saya baru mengetahui
kalau ternyata suku Batak juga masih terbagi menjadi beberapa sub-Suku.
Ada sekitar 8 atau 12 sub-Suku Batak, tapi karena lupa tak mencatatnya,
saya tidak bisa menyebutkannya disini. Dismaping tugu Batak, terdapat
tourism Map pulau Samosir, dan ternyata pelabuhan Wisata ini berada
sangat dekat dengan kawasan wisata Samosir. Tak perlu jauh-jauh, cukup
dengan berjalan kaki, kami dapat menjangkau Pasar Samosir yang penuh
dengan cinderamata khas Sumut, kain Ulos dari yang murah sampai yang
kualitas yahud, makam Raja Sidabutar, Patung Sigale-gale, Musium Batak,
Batukursi, dan beberapa objek lain.
Tapi, mungkin lebih seru kalau
petualangan itu diceritakan di lain waktu, karena saya yakin bakal
panjang ceritanya.
________________________
Tips :
1. Pakai
sabuk pengaman apabila perjalanan dari Medan ke Parapat anda menggunakan
mobil sewa, bersiaplah merasakan sensasi Reli Dakkar.
2. Bila
tidak memakai kapal sewa, penyeberangan ke Samosir dapat menggunakan
feri umum di pelabuhan Parapat, saya dengar ongkosnya cuma 3 ribu
rupiah.
3. Dek
terdepan adalah tempat paling pas untuk menikmati Toba, rasakanlah
hembusan angin dan segarkan mata anda dari dek terdepan
_____________________
Beberapa
foto diambil dari melancong.com karena dokumentasi pribadi
hilang terkena virus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar